MEMBERI KARENA TELAH DIBERI
Yesus mengajarkan begitu banyak hal, dan secara langsung
Yesus mengajarkan kepada murid-murid nya untuk melakukan kasih kepada sesama.
Sebagian besar pelayanan Yesus adalah kepada orang miskin dan yang kurang
beruntung di dalam masyarakat Yahudi yang kelihatannya tidak diperdulikan orang
seperti mereka yang tertindas. Hal ini dapat kita baca dalam kisah Yesus pada Luk 4:18-19. Dengan lantang, Yesus mengatakan bahwa “Roh Tuhan ada pada Ku, oleh sebab Ia telah
mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia
telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan,
dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang
tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Dari
ayat ini dapat kita simpulkan bahwa kedatangan Tuhan Yesus kedunia adalah
sebagai kabar baik bagi semua orang.
Begitu banyak orang miskin dan terlantar yang telah Tuhan
Yesus sendiri tolong. Cara pengajaran yang melakukan contoh bagi murid-murid
Nya dilakukan setiap saat dan sangat efektif dalam menyadarkan pengikutnya.
Hal kepedulian ini bukalah salah satu pilihan dari Yesus
untuk kita lakukan, melainkan suatu tuntutan kita sebagai umat Kristen yang
taat dan mengikut Yesus. apakah kita sudah berbaik hati kepada saudara-saudara yang
lapar, dahaga dan kekurangan? Yesus secara langsung mengatakan bahwa “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala
sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini,
kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat
siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.”(Matius 25:45)
Hal
yang sudah dilakukan Kristen mula-mula
Murid-murid Tuhan Yesus
tersadar dan pada awal pergerakan mereka, mereka melakukan dengan baik ajar
Yesus yang menitikberatkan pelayanan pada orang-orang miskin dan terlantar.
Jemaat mula-mula mengumpulkan uang
dan harta bagi orang-orang miskin di Yerusalem (Rom 15:26), saat itu dengan komando dari Rasul Paulus, Gereja-gereja
di Galatia dan Korintus mengerahkan jemaat disana untuk melakukan gerakan itu.
Dan ketika gereja-gereja di Korintus
tidak memberi sebagaimana seharusnya, Rasul Paulus segera menegur jemaat di
Korintus dengan keras. Rasul Paulus mengatakan bahwa “Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan
menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan
kasih kamu, Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus.(2Kor 8:8) ”
Rasul Paulus mengajarkan bahwa yang terpenting dalam pemberian
adalah ketulusan, bukan jumlah besaran pemberian itu. “Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima,
kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa
yang tidak ada padamu. (2Kor 8:12) ” Dan kita umat kristiani yang
mendengar sudah sewajibnya saling tolong menolong dan melakukan keseimbangan
dalam hidup. Rasul Paulus berkata “Sebab
kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi
supaya ada keseimbangan (2Kor 8:13) ”.
Keseimbangan itu adalah kesimbangan
dalam hidup yang sederhana dan sukacita.
Paulus memandang hal memberi sedemikian penting sehingga
menyatakan dalam kitab Roma bahwa salah satu karunia Roh Kudus kepada orang
Kristen adalah kemampuan untuk memberi dengan kemurahan bagi keperluan
pekerjaan atau umat Allah. Sudahkah Roh kudus menyemangati kamu untuk melakukan
ini?
Saat
ini…
Tulisan ini saya buat sebagai pengingat kita umat Kristen
agar kembali kepada ajaran Tuhan Yesus. Secara langsung Yesus mengajak kita
untuk melakukan sesuatu, menolong orang lain yang tidak seberuntung kita. Terkadang
kita lupa akan itu semua.
Kita lebih sering merasa kurang dalam segala hal. Kita
terkadang merasa belum memiliki apa-apa dan tidak seberuntung orang lain.
Curahan berkat Tuhan yang mungkin belum pernah kita hitung, dan rasa syukur
akan nafas hidup dan jalan keluar dari segala pergumulan kita tidak bisa kita
anggap sebagai suatu berkat yang besar. Bahkan ketika kita sering menghadapi
masalah yang besar, kita seperti orang yang tidak memiliki Tuhan. Kita lupa
bahwa Tuhan selalu bisa jadi jalan keluar.
Saya tersadar, disaat saya mengenal segelintir orang yang
berbeban berat dalam hidupnya. Mereka tidak pernah mengeluh, berusaha dengan
keras dan berjuang dengan segala keterbatasannya mengejar penghidupan yang
layak. Saat itu, saya melihat kegigihan mereka dalam mengejar cita-citanya.
Pada saat ini, kepedulian yang kita tanam di gereja dan
komunitas kita seharusnya sudah memberikan buah yang baik. Namun kita lebih
sering melakukan hal-hal yang tidak menunjukkan ketidak pedulian kita kepada
orang lain. Kita lupa ajaran Yesus yang meminta kita untuk melakukan sesuatu
bagi orang lain yang lebih kurang beruntung dibandingkan kita. Kita lupa, bahwa
disekeliling kita begitu banyak orang yang perlu kita tolong.
Ingat lah bahwa semakin banyak berkat kita dapat, semakin
berat juga beban kita untuk memberikan berkat itu kepada orang lain. Tuhan
tidak selamanya memberikan itu semua hanya untuk kita saja. Begitu egoisnya kita, ketika hanya kita
sajalah yang merasakan berkat Tuhan itu.
Apakah
yang bisa kita lakukan sekarang?
Apakah dengan berpuasa kita menunjukkan kesetiaan dan
kesungguhan kita dalam pelayanan kita? Tuhan berkata melalui Yesaya “Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki , ialah
supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau
memerdekakan orang yang teraniaya dan
mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang
lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan
apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap
saudaramu sendiri! (Yes 58:6-7)”
Kita adalah perpanjangan tangan Tuhan didunia ini, Yesus
mengajarkan kita untuk lebih peka dalam melihat sekeliling kita. Dan kita
dituntut untuk segera melakukan sesuatu bukan sekedar sebagai bahan obrolan
belaka. Keresahan yang sangat mendalam saya rasakan disaat kita seakan tidak
perduli dengan orang lain. Kita seakan menutup mata, tak bisa melakukan langkah
konkrit.
Banyak pelajar dan mahasiswa disekeliling kita yang masih
bergelut dengan makan mereka sehari-hari, yang bergelut dengan kebutuhan wajib
mereka yang harus mereka penuhi agar perkuliahan mereka bisa berjalan dengan
baik, agar mereka dapat mengejar prestasi yang gemilang dan melakukan perubahan
hidup yang lebih baik setelah mereka lulus nanti, yaitu masuk dalam dunia
pekerjaan “profesionalisme”.
Dengan tanganNya, Yesus mencontohkan secara langsung
bagaimana seharusnya kita melayani. Pelayanan yang memberi, karena kita telah
lebih dahulu diberi oleh begitu banyak berkat dari Tuhan. Sudah kah kita
lakukan itu?
Bila kita peka pada sekeliling kita, kita akan tau begitu
banyak orang yang ternyata memiliki pergumulan yang jauh lebih berat dari yang
kita miliki. Mereka terkadang tidak mampu menunjukkan itu semua, dan kita
dituntut untuk peka dalam melihat itu.
Sudah tau kah kita, ternyata Tuhan sendiri menjanjikan
begitu banyak berkat yang akan Tuhan beri bila kita melakukannya. Tuhan berkata
melalui Yesaya “Apabila engkau
menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati
orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan
seperti rembang tengah hari. TUHAN akan
menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu;
engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan
membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau
akan disebutkan yang memperbaiki tembok yang tembus , yang membetulkan jalan
supaya tempat itu dapat dihuni.” (Yesaya 58:10-12)
Saya banyak belajar dari apa yang dilakukan segelintir orang
yang terbeban dalam hal ini. Kita selalu menganggap ini semua adalah pekerjaan
besar dan pelik. Lupakah kita begitu sederhananya yang dilakukan Yesus dalam
pelayanannya.
Yang kita butuhkan bukan “kebisaan” kita, tapi “kemauan”
kita.
Ditulis oleh Daniel Blesson Deo Silitonga
Untuk Pelayanan Beasiswa PMKFT For HOPE*
* “PMKFT For HOPE” adalah kegiatan
pelayanan alumni Persekutuan Mahasiswa Kristen Fakultas Teknik (PMKFT)
Universitas Diponegoro yang bergerak dibidang pemberian beasiswa kepada anggota
PMKFT. Dengan mengumpulkan dana sebesar Rp. 20.000/bulan/orang kepada semua
orang (ter-khusus alumni) yang terbeban membantu mahasiswa yang kesulitan dana
dalam menyelesaikan studinya dan kegiatan sosial lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar