PELAYANAN
GEREJA HKBP SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN
Pendahuluan
Dalam Amanat Agung (Mat
28 : 18 – 20), Yesus memberitahu murid-muridNya untuk pergi dan menjadikan
orang lain muridNya, maksudnya supaya murid-muridnya mengajar (bukan
penginjilan red), mengajarkan segala hal yang diperintahkan Kristus, yaitu agar
seluruh dunia bertanggungjawab kepada ciptaan Tuhan dan isinya (Kejadian 1 : 28
– 30) Dunia pendidikan adalah dunia mempelajari dan menggeluti segala yang
diciptakan Tuhan Allah.
Pada hakekatnya,
pendidikan yang bersifat mengubahkan manusia menjadi sebagaimana yang telah
dirancangkan Tuhan Allah, manusia sebagai penggerak pendidikan memang menjadi
target utama, sebab pendidikan bukan sekedar membangun perubahan knowledge, tapi juga understanding, dan selanjutnya wisdom. Yesus mengetahui bahwa murid
tidak begitu saja mendapatkan keahlian atau pengetahuan. Yesus mengatakan bahwa
murid akan menjadi seperti guru mereka (Lukas 6 : 40).
Seperti yang sudah kita
ketahui bersama, Gereja HKBP dari dahulu sudah menjadi central dari kehidupan
masyarakat batak. Salah satunya adalah sebagai pusat pendidikan. Sekolah
menjadi cara pelayanan yang sangat efektif dalam membangun karakter masyarakat
batak. Dengan adanya sekolah, jemaat dapat belajar dan mengerti ilmu yang
mengembangkan mereka sehingga jemaat dapat survive dalam hidup mereka.
Kepala Departemen
Diakonia Pdt. Drs. Bihelman D.F.
Sidabutar, STh, MM dalam rapat Lembaga Pendidikan Theologia HKBP mengatakan
: “Kenapa Nommensen selalu membangun sekolah di samping gereja, karena dia tau
bahwa masa depan gereja tergantung dari pendidikan itu. Jadi saya melihat
itulah pendidikan yang mau dikembangkan Luther”.
Pdt
Midian KH Sirait, MTh Pendeta HKBP Resort Kalimantan Timur
pada tulisan blog nya yang berjudul
“Peran Gereja dan Pendidikan Kristen” menyatakan bahwa : Peran pendidikan ini
sangat intens diperhatikan oleh gereja. Sejarah mencatat sejak dari dulu
kecermerlangan pendidikan yang diasuh gereja, peran pendidikan gereja dalam
membina dan mencerdaskan warganya mampu menghasilkan ke jenjang yang lebih
tinggi, selalu tampil cemerlang.
Prof
Dr Sanggam S Manalu, Mp. D dalam seminar sehari bertajuk
“Partisipasi Kristen dan Peningkatan SDM” yang diselenggarakan Huria Kristen
Batak Protestan (HKBP) Resort Pondok Gede, Bekasi, mengatakan bahwa “Pendidikan
memegang peranan penting dan strategis membangun warga jemaat dalam menghasilkan
SDM yang mampu menguasai Iptek untuk menghadapi era globalisasi. Jikalau warga
Gereja berada pada zaman yang serba maju dengan perubahan yang sangat cepat dan
dinamis, mengapa Gereja harus membiarkan dirinya statis?”.
Kondisi
Naposobulung HKBP Yogyakarta
Daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan salah satu kota pendidikan terbesar di Indonesia. Jumlah
penduduk di wilayah ini sebagian besar merupakan pemuda dan mahasiswa yang
berasal dari segala penjuru wilayah di Indonesia (heterogen) dengan mempelajari
berbagai macam aspek ilmu.
Demikian juga dengan
anggota naposobulung HKBP Yogyakarta. NHKBP memilki anggota yang sangat beragam
yaitu adanya keberagaman jurusan keilmuan, universitas, wilayah asal, dan
passion yang dimiliki setiap individu.
Pelayanan yang telah
dilakukan oleh warga HKBP, secara khusus oleh Naposobulung HKBP telah dilakukan
dengan sangat baik dan beragam. Kita bisa lihat dengan kontribusi yang cukup
baik dalam pelayanan setiap minggunya di gereja. Baik itu pelayanan organisasi
Naposobulung, Paduan Suara yang beragam dan pelayanan disetiap ibadah.
Potensi
yang sangat besar
Potensi besar yang dimiliki
oleh anggota Naposobulung masih belum teraplikasi dengan baik dalam kegiatan
pelayanan di gereja. Hal ini dapat kita lihat belum adanya perhatian khusus
dari anggota naposobulung dan gereja dalam kegiatan “belajar mengajar, transfer
ilmu, diskusi, dan aplikasi ilmu” bagi sesama naposobulung mahasiswa.
Pelayanan naposobulung
HKBP (secara umum) pada zaman dahulu yang telah dilakukan merupakan aplikasi
yang maksimal mereka lakukan, hal ini dibatasi oleh rendahnya tingkat
pendidikan pada saat itu. Hal ini sangatlah berbeda dengan kondisi naposobulung
di wilayah Yogyakarta. Mereka memiliki tingkatan ilmu dan pendidikan yang cukup
tinggi (S1, S2 dan S3). Untuk itu lah tentunya bentuk pelayanan yang lebih baik
harusnya bisa dilakukan.
Profesionalisme setiap
kalangan naposobulung dan tingkat analisis yang tinggi dimiliki oleh anggota
menjadi potensi besar bagi gereja untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan
membesarkan Gereja.
Bukankah Pelayanan yang
sesungguhnya diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah pelayanan yang tulus memberi?
Sudahkah kita melakukan itu dalam pelayanan kita? Seperti apakah kita melakukan
kasih itu?
Gereja masih bisa
menjadi wadah “belajar” anggota jemaat dengan menjadi forum diskusi yang baik
bagi semua kalangan (latar belakang jurusan dan universitas), menjadi tempat
saling berbagi ilmu dan motivasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
setiap jemaat.
Kita Naposobulung HKBP
Yogyakarta, hadir di Yogyakarta untuk melaksanakan missi yang besar yaitu menjalankan
misi tanggung jawab study pembelajaran yang diberi oleh orang tua masing-masing
naposo dan pembentukan profesionalisme untuk meraih jenjang pekerjaan dan
kehidupan yang lebih baik. Pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan
anggota naposobulung dan secara tidak langsung juga meningkatkan kemandirian
Gereja.
Kegiatan
Rekomendasi Pelayanan
1.
PERPUSTAKAAN
GEREJA
Kegiatan ini merupakan
kegiatan gereja yang dulu pernah dijalankan (bukti fisik perpustakaan yang
masih ada sampai sekarang namun tidak dikelola dengan baik). Kegiatan ini dapat
menjadi sumber ilmu yang sangat baik dalam menunjang semangat membaca dan
belajar dikalangan jemaat gereja. Skripsi, Thesis dan Disertasi yang telah
diselesaikan oleh anggota jemaat dapat dikumpulkan dalam perpustakaan gereja
sehingga perpustakaan dapat menjadi sumber inspirasi bagi jemaat HKBP
Yogyakarta dan meningkatkan kemampuan anggota jemaat menjadi lebih baik.
Naposobulung (jemaat)
juga dengan mudah mendapat akses dalam memperoleh data mengenai ajaran-ajaran
gereja HKBP dan secara tidak langsung mempermudah tugas pemimpin jemaat dalam
mengedukasi jemaat dalam bidang aturan dan peraturan gereja. Secara dini,
gereja juga mengajarkan semangat baca bagi semua kalangan jemaat (anak-anak
sekolah minggu) dengan membuka akses membaca kepada semua orang.
Perkembangan teknologi
juga bisa diaplikasikan dalam kegiatan perpustakaan ini, dengan menggunakan
fasilitas internet di gereja. Dengan target dapat menciptakan Perpustakaan
Online dan membuat database e-book online yang menampilkan buku-buku koleksi
gereja.
2.
KELOMPOK
BELAJAR DAN DISKUSI
Bentuk kegiatan ini
adalah membentuk kelompok belajar sesuai dengan jurusannya masing-masing,
melakukan pertemuan rutin, dan melakukan diskusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan dari masing-masing jurusan.
Gereja bisa menjadi
wadah diskusi jurusan dari berbagai macam universitas di Yogyakarta, menjadi
wadah sharing dan berbagi pengetahuan dari mahasiswa ke mahasiswa, alumni
(pekerja) ke mahasiswa yang memiliki jurusan yang sama. Saling berbagi
pengalaman dan saling tolong-menolong dalam mengerjakan (menyelesaikan) tugas,
skripsi, thesis, dan disertasi setiap anggota. Transfer ilmu dapat terjadi
antar tiap angkatan, menjadikan setiap angkatan saling membutuhkan dan saling
melengkapi dalam study nya.
Membentuk forum diskusi
dalam membahas permasalahan multi-dimensi yang sedang ramai dibicarakan.
Diharapkan forum ini bisa menjadi tempat untuk transfer ilmu dari bebagai
kalangan jurusan dan membentuk opini publik yang baik dan terstruktur.
3.
PROJECT
KEILMUAN (APLIKASI BAGI PERKEMBANGAN GEREJA)
Anggota naposobulung
yang telah dihimpun dalam forum diskusi dapat melakukan suatu project yang
dapat meningkatkan kualitas pelayanan jemaat, kemandirian gereja dan menunjang
stabilitas organisasi gereja dengan mengaplikasikan gabungan dari masing-masing
keilmuan yang telah pelajari. Dengan kata lain, gereja memiliki tenaga-tenaga
professional yang dapat menjadi staff ahli dibidangnya untuk membesarkan gereja
(dengan bimbingan penuh dari anggota jemaat yang telah bekerja dan memiliki
pengalaman yang cukup banyak dalam pekerjaannya). Contohnya : pengolahan
database gereja (Teknik), kajian hukum gereja HKBP dan sosialisasi RPP (Hukum),
konseling percintaan dan pendidikan (Psikologi), pengobatan gratis dan
sosialisasi penyakit (Kedokteran), bedah buku (Sastra) dll.
Gereja bisa menjadi
tempat belajar bagi mahasiswa dalam menghadapi pekerjaan secara professional.
Gereja dapat menjadi wadah yang baik dalam membentuk karakter “semangat kerja
yang melayani” sehingga setelah menyelesaikan perkuliahan di kota Yogyakarta
ini, anggota naposobulung sudah siap menyongsong dunia pekerjaan.
4.
PEDULI
MAHASISWA (BEASISWA BAGI NAPOSOBULUNG)
Anggota Naposobulung
HKBP Yogyakarta merupakan mahasiswa yang berasal dari berbagai macam kalangan,
dan sangat besar kemungkinan naposobulung berasal dari latar belakang ekonomi
menengah kebawah. Salah satu bentuk pelayanan yang dapat dilakukan dalam
mengatasi problem klasik yang dialami setiap mahasiswa (kesulitan biaya
dikarenakan kesulitan ekonomi keluarga dan tingginya biaya kuliah). Ajaran
Yesus Kristus yang kita pelajari yaitu melakukan “kasih”, dapat kita terapkan
dalam kegiatan ini. Harapan dari kegiatan ini adalah, kita dapat menjadi solusi
dan motivasi bagi mahasiswa yang memiliki potensi dan prestasi yang baik.
Jemaat yang telah bekerja dan alumni dapat dilibatkan dalam pelayanan ini.
Penutup
HKBP Yogyakarta yang
sangat unik dan berbeda dalam sudut pandang edukasi dibandingkan gereja-gereja
HKBP lainnya didunia menjadikan gereja ini memiliki kelebihan dari yang lain.
Kita perlu melakukan kajian yang meningkatkan kemampuan gereja kita dengan
memunculkan potensi-potensi dan mengaplikasikannya kedalam pelayanan kita.
Pelayanan-pelayanan
yang berdampak positif bagi jemaat harus kita lakukan secara bertahap dan sederhana
(mudah dilakukan) dengan menekan kebutuhan secara materi, namun menghasilkan
output yang cukup baik. Hal itu bisa terjadi bila kita melakukannya dengan
tulus dan hati yang bersih, semata-mata hanya untuk memuliakan nama Tuhan saja.
Gereja merupakan rumah
bagi kita anak-anak Tuhan. Mari kita saling membantu, memberi, menolong, dan
menjadi motivasi bagi semua jemaat. Dengan kegiatan ini semua, kita berharap
gereja selalu bisa menjadi central kehidupan, menjadi sumber ilmu dan
pendidikan, menjadi sumber penghidupan dan sumber kepedulian. Perlu di ingat,
bahwa pelayanan masyarakat adat batak jaman dahulu telah melakukan ini semua
dan berhasil meningkatkan taraf hidup suku batak.
Mari kita kembali ke
akar kita, ke awal ajaran Tuhan Yesus yang telah Op Ephorus pertama kita “Ludwig Ingwer Nommensen” lakukan dalam
pelayanannya kepada kita orang batak.
Kiranya semua yang
telah kita pikirkan dan lakukan, menjadi pujian yang indah bagi nama Tuhan dan
Gereja HKBP bisa semakin besar dan jaya. Amin.
Ditulis oleh: Daniel Blesson Deo Silitonga.