Kamis, 15 Mei 2014

HIDUP YANG MELAYANI


HIDUP YANG MELAYANI

Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. (Lukas 5:4-6)

Petrus adalah seorang nelayan yang sangat berpengalaman. Dengan pengalamannya dia tahu bagaimana caranya menangkap berbagai macam ikan yang hidup di danau. Dia tahu tempat persembunyian mereka, kebiasaan makan mereka, dan waktu yang paling tepat untuk menebarkan jala. Petrus pasti memiliki jebakan dan strategi sendiri yang jitu. Ia tahu bagaimana cara menangkap ikan di Danau Galilea. Danau itu adalah "danaunya," namun meski telah berusaha sepanjang malam, ia belum juga mendapat apa-apa. "Kadangkala ikan-ikan itu tidak dapat diajak bekerja sama,"
Ini lah perintah Yesus baginya, untuk meminta Petrus untuk menebarkan jalanya ke tengah danau. Saya yakin secara manusiawi, Petrus tidaklah senang perintah itu. Bagaimana tidak, saya yakin Petrus akan merasa percaya diri dengan kemampuannya. Karena itulah profesinya. Profesi yang dimilikinya ditopang dengan pengalaman dan kerja keras yang dia lakukan. Semalaman penuh, Petrus menebarkan jalanya. Namun tak satupun ikan diperolehnya. Karena itu, pastilah Petrus enggan mendengarkan seseorang yang dengan ribut berusaha mengajari saya caranya menangkap ikan di danau "nya."
Dengan kelelahan badan yang dikuras karena begadang semalaman, Petrus meng”ia”kan perintah Yesus, kenapa dia melakukan itu? Sebagian tafsiran dan masukan yang saya dapat selama menyelami ayat ini, saya mendapatkan jawaban bahwa Petrus ingin melihat apa yang ingin dilakukan Yesus. Petrus ingin menguji kemampuan Yesus. Yesus menunjukkan kuasanya atas segalanya dibumi. Banyak Ikan yang terjerat dalam jala Petrus. Petrus terkejut dan bersungkur dihadapan Yesus. Rasa bersalah yang dialami Petrus menunjukkan pertobatannya (Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa - Lukas 5:4-8) karena telah berbuat salah dengan memandang sebelah mata Yesus.
Saya melihat kuasa Tuhan atas segala sesuatu dibumi, yang dicurahkan dalam Yesus Kristus. Yesus menunjukkan kuasanya dihadapan Petrus yang melakukan pekerjaannya dengan mengandalkan kemampuan dirinya sendiri.
Yesus mengajarkan Petrus arti berserah dalam pekerjaan, berserah bukan berarti tidak melakukan apa-apa, namun Yesus mengajarkan agar Petrus melakukan profesinya dan memupuk kesabarannya sebagai alat menunjukkan kuasa Tuhan atas segala sesuatu.
Di Lukas 5:9-11 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus, Ditengah ketakjuban yang dialami Petrus dan teman-temannya, Yesus menegaskan panggilan bagi mereka. Yesus mengutus mereka bukan lagi menjadi penjala ikan, namun menjadi penjala manusia.
Kisah Petrus memberikan kita pelajaran penting. Dimana Tuhan saja lah sang pemilik dunia ini, Tuhan lah yang memberikan hikmat dan ilmu kepada kita. Ilmu merupakan suatu alat bagi kita untuk menyelesaikan suatu permasalahan, namun hanya Panggilan Tuhan saja lah yang dapat mengaktifkan kegunaan dari ilmu itu.
Sudah kah kita memiliki panggilan itu? Apa panggilan Tuhan bagimu? Karena dengan Panggilan Tuhan, kita dapat menjadikan Ilmu pengetahuan yang saat ini kita pelajari sebagai bentuk pelayanan kita nantinya. Panggilan itu membuat segala aspek dari diri kita (kehidupan) menjadi saluran berkat bagi orang lain, dan ilmu yang selama ini kita geluti menjadi alat yang efektif dalam panggilan itu. - oleh Daniel Blesson Deo Silitonga

Selasa, 19 November 2013

Membalas Komentar (1)




Membalas Komentar


Akhirnya ada juga yang komen (1) mengenai tulisan ku, terimakasih sekali atas semangat dan perhatiannya.


Untuk menyadarkan dan melakukan sesuatu yang berbeda, kita harus berani membayar lebih besar. Saya sering melakukan itu. Kuncinya ada dalam menjalani proses. Terkadang kita tidak tahan dengan proses, dan terkadang kita lelah dengan itu. Pemahaman orang yang terlanjur tidak percaya dengan perubahan membuat orang takut melakukan sesuatu yang berbeda.

Akan ada satu waktu dimana "ke-ideal-an"  itu bisa terwujud. Kapan kah itu bsa terjadi? Tentu akan selalu menjadi pertanyaan besar bila kita yang sudah lebih dahulu sadar akan hal itu "tidak melakukan sesuatu".

Sekarang saya tantang anda untuk melakukan perubahan disekeliling. apakah kita "Dare To Move"? Tentu saja kita harus bisa menikmati proses demi proses yang cukup panjang. Paling tidak, apabila kita gagal melakukannya, evaluasi diri dan pengalaman yang kita dapat, bisa menjadi modal kita untuk menghadapi tantangan berikutnya. Atau dengan kata lain apapun yang kita impikan dan lakukan "baik-buruk" nya itu selalu menjadi permata yang berharga bagi kita dan orang lain (inspirasi).

Tapi ingatlah bahwa "sesuatu yang kita lakukan dan impikan dengan hati yang tulus, suatu saat akan menghasilkan buah yang ranum, namun semuanya itu bila tidak kita lakukan dari sekarang, kapan kah bisa terwujud?"

Mari terus bersemangat dalam melakukan perubahan, bagaimana cara bersemangat? Mintalah kepada-Nya dan segera bagikan semangat itu kepada semua orang disekeliling mu.

SEMANGAT !!!

Senin, 18 November 2013

MEMBERI KARENA TELAH DIBERI

MEMBERI KARENA TELAH DIBERI

Yesus mengajarkan begitu banyak hal, dan secara langsung Yesus mengajarkan kepada murid-murid nya untuk melakukan kasih kepada sesama. Sebagian besar pelayanan Yesus adalah kepada orang miskin dan yang kurang beruntung di dalam masyarakat Yahudi yang kelihatannya tidak diperdulikan orang seperti mereka yang tertindas. Hal ini dapat kita baca dalam kisah Yesus pada Luk 4:18-19. Dengan lantang, Yesus mengatakan bahwa “Roh Tuhan ada pada Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Dari ayat ini dapat kita simpulkan bahwa kedatangan Tuhan Yesus kedunia adalah sebagai kabar baik bagi semua orang.

Begitu banyak orang miskin dan terlantar yang telah Tuhan Yesus sendiri tolong. Cara pengajaran yang melakukan contoh bagi murid-murid Nya dilakukan setiap saat dan sangat efektif dalam menyadarkan pengikutnya.

Hal kepedulian ini bukalah salah satu pilihan dari Yesus untuk kita lakukan, melainkan suatu tuntutan kita sebagai umat Kristen yang taat dan mengikut Yesus. apakah kita sudah berbaik hati kepada saudara-saudara yang lapar, dahaga dan kekurangan? Yesus secara langsung mengatakan bahwa “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.(Matius 25:45)

Yesus sendiri dengan tegas mengajarkan kepada kita “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya”, namun apabila kita bersukacita, sebaiknya kita merayakan bersama orang miskin, orang cacat, orang lumpuh dan orang buta karena kita akan selalu berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya. Sebab Tuhan sendirilah yang akan membalasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar (Lukas 14:12-14)
  
Hal yang sudah dilakukan Kristen mula-mula
Murid-murid Tuhan Yesus tersadar dan pada awal pergerakan mereka, mereka melakukan dengan baik ajar Yesus yang menitikberatkan pelayanan pada orang-orang miskin dan terlantar. Jemaat mula-mula mengumpulkan uang dan harta bagi orang-orang miskin di Yerusalem (Rom 15:26), saat itu dengan komando dari Rasul Paulus, Gereja-gereja di Galatia dan Korintus mengerahkan jemaat disana untuk melakukan gerakan itu. Dan ketika gereja-gereja di  Korintus tidak memberi sebagaimana seharusnya, Rasul Paulus segera menegur jemaat di Korintus dengan keras. Rasul Paulus mengatakan bahwa “Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu, Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus.(2Kor 8:8

Rasul Paulus mengajarkan bahwa yang terpenting dalam pemberian adalah ketulusan, bukan jumlah besaran pemberian itu. “Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu. (2Kor 8:12) ” Dan kita umat kristiani yang mendengar sudah sewajibnya saling tolong menolong dan melakukan keseimbangan dalam hidup. Rasul Paulus berkata “Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan (2Kor 8:13) ”. Keseimbangan itu adalah kesimbangan dalam hidup yang sederhana dan sukacita.

Paulus memandang hal memberi sedemikian penting sehingga menyatakan dalam kitab Roma bahwa salah satu karunia Roh Kudus kepada orang Kristen adalah kemampuan untuk memberi dengan kemurahan bagi keperluan pekerjaan atau umat Allah. Sudahkah Roh kudus menyemangati kamu untuk melakukan ini?

Saat ini…
Tulisan ini saya buat sebagai pengingat kita umat Kristen agar kembali kepada ajaran Tuhan Yesus. Secara langsung Yesus mengajak kita untuk melakukan sesuatu, menolong orang lain yang tidak seberuntung kita. Terkadang kita lupa akan itu semua.

Kita lebih sering merasa kurang dalam segala hal. Kita terkadang merasa belum memiliki apa-apa dan tidak seberuntung orang lain. Curahan berkat Tuhan yang mungkin belum pernah kita hitung, dan rasa syukur akan nafas hidup dan jalan keluar dari segala pergumulan kita tidak bisa kita anggap sebagai suatu berkat yang besar. Bahkan ketika kita sering menghadapi masalah yang besar, kita seperti orang yang tidak memiliki Tuhan. Kita lupa bahwa Tuhan selalu bisa jadi jalan keluar.

Saya tersadar, disaat saya mengenal segelintir orang yang berbeban berat dalam hidupnya. Mereka tidak pernah mengeluh, berusaha dengan keras dan berjuang dengan segala keterbatasannya mengejar penghidupan yang layak. Saat itu, saya melihat kegigihan mereka dalam mengejar cita-citanya.

Pada saat ini, kepedulian yang kita tanam di gereja dan komunitas kita seharusnya sudah memberikan buah yang baik. Namun kita lebih sering melakukan hal-hal yang tidak menunjukkan ketidak pedulian kita kepada orang lain. Kita lupa ajaran Yesus yang meminta kita untuk melakukan sesuatu bagi orang lain yang lebih kurang beruntung dibandingkan kita. Kita lupa, bahwa disekeliling kita begitu banyak orang yang perlu kita tolong.

Ingat lah bahwa semakin banyak berkat kita dapat, semakin berat juga beban kita untuk memberikan berkat itu kepada orang lain. Tuhan tidak selamanya memberikan itu semua hanya untuk kita saja. Begitu egoisnya kita, ketika hanya kita sajalah yang merasakan berkat Tuhan itu.

Apakah yang bisa kita lakukan sekarang?
Apakah dengan berpuasa kita menunjukkan kesetiaan dan kesungguhan kita dalam pelayanan kita? Tuhan berkata melalui Yesaya “Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki , ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman,  dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya  dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar  dan membawa ke rumahmu  orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian  dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! (Yes 58:6-7)”

Kita adalah perpanjangan tangan Tuhan didunia ini, Yesus mengajarkan kita untuk lebih peka dalam melihat sekeliling kita. Dan kita dituntut untuk segera melakukan sesuatu bukan sekedar sebagai bahan obrolan belaka. Keresahan yang sangat mendalam saya rasakan disaat kita seakan tidak perduli dengan orang lain. Kita seakan menutup mata, tak bisa melakukan langkah konkrit.

Banyak pelajar dan mahasiswa disekeliling kita yang masih bergelut dengan makan mereka sehari-hari, yang bergelut dengan kebutuhan wajib mereka yang harus mereka penuhi agar perkuliahan mereka bisa berjalan dengan baik, agar mereka dapat mengejar prestasi yang gemilang dan melakukan perubahan hidup yang lebih baik setelah mereka lulus nanti, yaitu masuk dalam dunia pekerjaan “profesionalisme”.

Dengan tanganNya, Yesus mencontohkan secara langsung bagaimana seharusnya kita melayani. Pelayanan yang memberi, karena kita telah lebih dahulu diberi oleh begitu banyak berkat dari Tuhan. Sudah kah kita lakukan itu?

Bila kita peka pada sekeliling kita, kita akan tau begitu banyak orang yang ternyata memiliki pergumulan yang jauh lebih berat dari yang kita miliki. Mereka terkadang tidak mampu menunjukkan itu semua, dan kita dituntut untuk peka dalam melihat itu.

Sudah tau kah kita, ternyata Tuhan sendiri menjanjikan begitu banyak berkat yang akan Tuhan beri bila kita melakukannya. Tuhan berkata melalui Yesaya “Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas  maka terangmu  akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah  hari. TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah  yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air  yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar  yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan yang memperbaiki tembok yang tembus , yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni.” (Yesaya 58:10-12)

Saya banyak belajar dari apa yang dilakukan segelintir orang yang terbeban dalam hal ini. Kita selalu menganggap ini semua adalah pekerjaan besar dan pelik. Lupakah kita begitu sederhananya yang dilakukan Yesus dalam pelayanannya.

Yang kita butuhkan bukan “kebisaan” kita, tapi “kemauan” kita.

Ditulis oleh Daniel Blesson Deo Silitonga
Untuk Pelayanan Beasiswa PMKFT For HOPE*


* “PMKFT For HOPE” adalah kegiatan pelayanan alumni Persekutuan Mahasiswa Kristen Fakultas Teknik (PMKFT) Universitas Diponegoro yang bergerak dibidang pemberian beasiswa kepada anggota PMKFT. Dengan mengumpulkan dana sebesar Rp. 20.000/bulan/orang kepada semua orang (ter-khusus alumni) yang terbeban membantu mahasiswa yang kesulitan dana dalam menyelesaikan studinya dan kegiatan sosial lainnya.

PELAYANAN GEREJA HKBP SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN

PELAYANAN GEREJA HKBP SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN

Pendahuluan

Dalam Amanat Agung (Mat 28 : 18 – 20), Yesus memberitahu murid-muridNya untuk pergi dan menjadikan orang lain muridNya, maksudnya supaya murid-muridnya mengajar (bukan penginjilan red), mengajarkan segala hal yang diperintahkan Kristus, yaitu agar seluruh dunia bertanggungjawab kepada ciptaan Tuhan dan isinya (Kejadian 1 : 28 – 30) Dunia pendidikan adalah dunia mempelajari dan menggeluti segala yang diciptakan Tuhan Allah.

Pada hakekatnya, pendidikan yang bersifat mengubahkan manusia menjadi sebagaimana yang telah dirancangkan Tuhan Allah, manusia sebagai penggerak pendidikan memang menjadi target utama, sebab pendidikan bukan sekedar membangun perubahan knowledge, tapi juga understanding, dan selanjutnya wisdom. Yesus mengetahui bahwa murid tidak begitu saja mendapatkan keahlian atau pengetahuan. Yesus mengatakan bahwa murid akan menjadi seperti guru mereka (Lukas 6 : 40).

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Gereja HKBP dari dahulu sudah menjadi central dari kehidupan masyarakat batak. Salah satunya adalah sebagai pusat pendidikan. Sekolah menjadi cara pelayanan yang sangat efektif dalam membangun karakter masyarakat batak. Dengan adanya sekolah, jemaat dapat belajar dan mengerti ilmu yang mengembangkan mereka sehingga jemaat dapat survive dalam hidup mereka.

Kepala Departemen Diakonia Pdt. Drs. Bihelman D.F. Sidabutar, STh, MM dalam rapat Lembaga Pendidikan Theologia HKBP mengatakan : “Kenapa Nommensen selalu membangun sekolah di samping gereja, karena dia tau bahwa masa depan gereja tergantung dari pendidikan itu.  Jadi saya melihat itulah pendidikan yang mau dikembangkan Luther”.

Pdt Midian KH Sirait, MTh Pendeta HKBP Resort Kalimantan Timur pada tulisan blog nya yang berjudul “Peran Gereja dan Pendidikan Kristen” menyatakan bahwa : Peran pendidikan ini sangat intens diperhatikan oleh gereja. Sejarah mencatat sejak dari dulu kecermerlangan pendidikan yang diasuh gereja, peran pendidikan gereja dalam membina dan mencerdaskan warganya mampu menghasilkan ke jenjang yang lebih tinggi, selalu tampil cemerlang.

Prof Dr Sanggam S Manalu, Mp. D dalam seminar sehari bertajuk “Partisipasi Kristen dan Peningkatan SDM” yang diselenggarakan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Resort Pondok Gede, Bekasi, mengatakan bahwa “Pendidikan memegang peranan penting dan strategis membangun warga jemaat dalam menghasilkan SDM yang mampu menguasai Iptek untuk menghadapi era globalisasi. Jikalau warga Gereja berada pada zaman yang serba maju dengan perubahan yang sangat cepat dan dinamis, mengapa Gereja harus membiarkan dirinya statis?”.


Kondisi Naposobulung HKBP Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kota pendidikan terbesar di Indonesia. Jumlah penduduk di wilayah ini sebagian besar merupakan pemuda dan mahasiswa yang berasal dari segala penjuru wilayah di Indonesia (heterogen) dengan mempelajari berbagai macam aspek ilmu.

Demikian juga dengan anggota naposobulung HKBP Yogyakarta. NHKBP memilki anggota yang sangat beragam yaitu adanya keberagaman jurusan keilmuan, universitas, wilayah asal, dan passion yang dimiliki setiap individu.

Pelayanan yang telah dilakukan oleh warga HKBP, secara khusus oleh Naposobulung HKBP telah dilakukan dengan sangat baik dan beragam. Kita bisa lihat dengan kontribusi yang cukup baik dalam pelayanan setiap minggunya di gereja. Baik itu pelayanan organisasi Naposobulung, Paduan Suara yang beragam dan pelayanan disetiap ibadah.


Potensi yang sangat besar
Potensi besar yang dimiliki oleh anggota Naposobulung masih belum teraplikasi dengan baik dalam kegiatan pelayanan di gereja. Hal ini dapat kita lihat belum adanya perhatian khusus dari anggota naposobulung dan gereja dalam kegiatan “belajar mengajar, transfer ilmu, diskusi, dan aplikasi ilmu” bagi sesama naposobulung mahasiswa.

Pelayanan naposobulung HKBP (secara umum) pada zaman dahulu yang telah dilakukan merupakan aplikasi yang maksimal mereka lakukan, hal ini dibatasi oleh rendahnya tingkat pendidikan pada saat itu. Hal ini sangatlah berbeda dengan kondisi naposobulung di wilayah Yogyakarta. Mereka memiliki tingkatan ilmu dan pendidikan yang cukup tinggi (S1, S2 dan S3). Untuk itu lah tentunya bentuk pelayanan yang lebih baik harusnya bisa dilakukan.

Profesionalisme setiap kalangan naposobulung dan tingkat analisis yang tinggi dimiliki oleh anggota menjadi potensi besar bagi gereja untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan membesarkan Gereja.

Bukankah Pelayanan yang sesungguhnya diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah pelayanan yang tulus memberi? Sudahkah kita melakukan itu dalam pelayanan kita? Seperti apakah kita melakukan kasih itu?

Gereja masih bisa menjadi wadah “belajar” anggota jemaat dengan menjadi forum diskusi yang baik bagi semua kalangan (latar belakang jurusan dan universitas), menjadi tempat saling berbagi ilmu dan motivasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran setiap jemaat.

Kita Naposobulung HKBP Yogyakarta, hadir di Yogyakarta untuk melaksanakan missi yang besar yaitu menjalankan misi tanggung jawab study pembelajaran yang diberi oleh orang tua masing-masing naposo dan pembentukan profesionalisme untuk meraih jenjang pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan anggota naposobulung dan secara tidak langsung juga meningkatkan kemandirian Gereja.


Kegiatan Rekomendasi Pelayanan

1.      PERPUSTAKAAN GEREJA
Kegiatan ini merupakan kegiatan gereja yang dulu pernah dijalankan (bukti fisik perpustakaan yang masih ada sampai sekarang namun tidak dikelola dengan baik). Kegiatan ini dapat menjadi sumber ilmu yang sangat baik dalam menunjang semangat membaca dan belajar dikalangan jemaat gereja. Skripsi, Thesis dan Disertasi yang telah diselesaikan oleh anggota jemaat dapat dikumpulkan dalam perpustakaan gereja sehingga perpustakaan dapat menjadi sumber inspirasi bagi jemaat HKBP Yogyakarta dan meningkatkan kemampuan anggota jemaat menjadi lebih baik.

Naposobulung (jemaat) juga dengan mudah mendapat akses dalam memperoleh data mengenai ajaran-ajaran gereja HKBP dan secara tidak langsung mempermudah tugas pemimpin jemaat dalam mengedukasi jemaat dalam bidang aturan dan peraturan gereja. Secara dini, gereja juga mengajarkan semangat baca bagi semua kalangan jemaat (anak-anak sekolah minggu) dengan membuka akses membaca kepada semua orang.

Perkembangan teknologi juga bisa diaplikasikan dalam kegiatan perpustakaan ini, dengan menggunakan fasilitas internet di gereja. Dengan target dapat menciptakan Perpustakaan Online dan membuat database e-book online yang menampilkan buku-buku koleksi gereja.

2.      KELOMPOK BELAJAR DAN DISKUSI
Bentuk kegiatan ini adalah membentuk kelompok belajar sesuai dengan jurusannya masing-masing, melakukan pertemuan rutin, dan melakukan diskusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dari masing-masing jurusan.

Gereja bisa menjadi wadah diskusi jurusan dari berbagai macam universitas di Yogyakarta, menjadi wadah sharing dan berbagi pengetahuan dari mahasiswa ke mahasiswa, alumni (pekerja) ke mahasiswa yang memiliki jurusan yang sama. Saling berbagi pengalaman dan saling tolong-menolong dalam mengerjakan (menyelesaikan) tugas, skripsi, thesis, dan disertasi setiap anggota. Transfer ilmu dapat terjadi antar tiap angkatan, menjadikan setiap angkatan saling membutuhkan dan saling melengkapi dalam study nya.

Membentuk forum diskusi dalam membahas permasalahan multi-dimensi yang sedang ramai dibicarakan. Diharapkan forum ini bisa menjadi tempat untuk transfer ilmu dari bebagai kalangan jurusan dan membentuk opini publik yang baik dan terstruktur.

3.      PROJECT KEILMUAN (APLIKASI BAGI PERKEMBANGAN GEREJA)
Anggota naposobulung yang telah dihimpun dalam forum diskusi dapat melakukan suatu project yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan jemaat, kemandirian gereja dan menunjang stabilitas organisasi gereja dengan mengaplikasikan gabungan dari masing-masing keilmuan yang telah pelajari. Dengan kata lain, gereja memiliki tenaga-tenaga professional yang dapat menjadi staff ahli dibidangnya untuk membesarkan gereja (dengan bimbingan penuh dari anggota jemaat yang telah bekerja dan memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam pekerjaannya). Contohnya : pengolahan database gereja (Teknik), kajian hukum gereja HKBP dan sosialisasi RPP (Hukum), konseling percintaan dan pendidikan (Psikologi), pengobatan gratis dan sosialisasi penyakit (Kedokteran), bedah buku (Sastra) dll.

Gereja bisa menjadi tempat belajar bagi mahasiswa dalam menghadapi pekerjaan secara professional. Gereja dapat menjadi wadah yang baik dalam membentuk karakter “semangat kerja yang melayani” sehingga setelah menyelesaikan perkuliahan di kota Yogyakarta ini, anggota naposobulung sudah siap menyongsong dunia pekerjaan.

4.      PEDULI MAHASISWA (BEASISWA BAGI NAPOSOBULUNG)
Anggota Naposobulung HKBP Yogyakarta merupakan mahasiswa yang berasal dari berbagai macam kalangan, dan sangat besar kemungkinan naposobulung berasal dari latar belakang ekonomi menengah kebawah. Salah satu bentuk pelayanan yang dapat dilakukan dalam mengatasi problem klasik yang dialami setiap mahasiswa (kesulitan biaya dikarenakan kesulitan ekonomi keluarga dan tingginya biaya kuliah). Ajaran Yesus Kristus yang kita pelajari yaitu melakukan “kasih”, dapat kita terapkan dalam kegiatan ini. Harapan dari kegiatan ini adalah, kita dapat menjadi solusi dan motivasi bagi mahasiswa yang memiliki potensi dan prestasi yang baik. Jemaat yang telah bekerja dan alumni dapat dilibatkan dalam pelayanan ini.


Penutup
HKBP Yogyakarta yang sangat unik dan berbeda dalam sudut pandang edukasi dibandingkan gereja-gereja HKBP lainnya didunia menjadikan gereja ini memiliki kelebihan dari yang lain. Kita perlu melakukan kajian yang meningkatkan kemampuan gereja kita dengan memunculkan potensi-potensi dan mengaplikasikannya kedalam pelayanan kita.

Pelayanan-pelayanan yang berdampak positif bagi jemaat harus kita lakukan secara bertahap dan sederhana (mudah dilakukan) dengan menekan kebutuhan secara materi, namun menghasilkan output yang cukup baik. Hal itu bisa terjadi bila kita melakukannya dengan tulus dan hati yang bersih, semata-mata hanya untuk memuliakan nama Tuhan saja.

Gereja merupakan rumah bagi kita anak-anak Tuhan. Mari kita saling membantu, memberi, menolong, dan menjadi motivasi bagi semua jemaat. Dengan kegiatan ini semua, kita berharap gereja selalu bisa menjadi central kehidupan, menjadi sumber ilmu dan pendidikan, menjadi sumber penghidupan dan sumber kepedulian. Perlu di ingat, bahwa pelayanan masyarakat adat batak jaman dahulu telah melakukan ini semua dan berhasil meningkatkan taraf hidup suku batak.

Mari kita kembali ke akar kita, ke awal ajaran Tuhan Yesus yang telah Op Ephorus pertama kita “Ludwig Ingwer Nommensen” lakukan dalam pelayanannya kepada kita orang batak.

Kiranya semua yang telah kita pikirkan dan lakukan, menjadi pujian yang indah bagi nama Tuhan dan Gereja HKBP bisa semakin besar dan jaya. Amin.



Ditulis oleh:  Daniel Blesson Deo Silitonga.