Senin, 18 November 2013

PELAYANAN GEREJA HKBP SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN

PELAYANAN GEREJA HKBP SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN

Pendahuluan

Dalam Amanat Agung (Mat 28 : 18 – 20), Yesus memberitahu murid-muridNya untuk pergi dan menjadikan orang lain muridNya, maksudnya supaya murid-muridnya mengajar (bukan penginjilan red), mengajarkan segala hal yang diperintahkan Kristus, yaitu agar seluruh dunia bertanggungjawab kepada ciptaan Tuhan dan isinya (Kejadian 1 : 28 – 30) Dunia pendidikan adalah dunia mempelajari dan menggeluti segala yang diciptakan Tuhan Allah.

Pada hakekatnya, pendidikan yang bersifat mengubahkan manusia menjadi sebagaimana yang telah dirancangkan Tuhan Allah, manusia sebagai penggerak pendidikan memang menjadi target utama, sebab pendidikan bukan sekedar membangun perubahan knowledge, tapi juga understanding, dan selanjutnya wisdom. Yesus mengetahui bahwa murid tidak begitu saja mendapatkan keahlian atau pengetahuan. Yesus mengatakan bahwa murid akan menjadi seperti guru mereka (Lukas 6 : 40).

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Gereja HKBP dari dahulu sudah menjadi central dari kehidupan masyarakat batak. Salah satunya adalah sebagai pusat pendidikan. Sekolah menjadi cara pelayanan yang sangat efektif dalam membangun karakter masyarakat batak. Dengan adanya sekolah, jemaat dapat belajar dan mengerti ilmu yang mengembangkan mereka sehingga jemaat dapat survive dalam hidup mereka.

Kepala Departemen Diakonia Pdt. Drs. Bihelman D.F. Sidabutar, STh, MM dalam rapat Lembaga Pendidikan Theologia HKBP mengatakan : “Kenapa Nommensen selalu membangun sekolah di samping gereja, karena dia tau bahwa masa depan gereja tergantung dari pendidikan itu.  Jadi saya melihat itulah pendidikan yang mau dikembangkan Luther”.

Pdt Midian KH Sirait, MTh Pendeta HKBP Resort Kalimantan Timur pada tulisan blog nya yang berjudul “Peran Gereja dan Pendidikan Kristen” menyatakan bahwa : Peran pendidikan ini sangat intens diperhatikan oleh gereja. Sejarah mencatat sejak dari dulu kecermerlangan pendidikan yang diasuh gereja, peran pendidikan gereja dalam membina dan mencerdaskan warganya mampu menghasilkan ke jenjang yang lebih tinggi, selalu tampil cemerlang.

Prof Dr Sanggam S Manalu, Mp. D dalam seminar sehari bertajuk “Partisipasi Kristen dan Peningkatan SDM” yang diselenggarakan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Resort Pondok Gede, Bekasi, mengatakan bahwa “Pendidikan memegang peranan penting dan strategis membangun warga jemaat dalam menghasilkan SDM yang mampu menguasai Iptek untuk menghadapi era globalisasi. Jikalau warga Gereja berada pada zaman yang serba maju dengan perubahan yang sangat cepat dan dinamis, mengapa Gereja harus membiarkan dirinya statis?”.


Kondisi Naposobulung HKBP Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kota pendidikan terbesar di Indonesia. Jumlah penduduk di wilayah ini sebagian besar merupakan pemuda dan mahasiswa yang berasal dari segala penjuru wilayah di Indonesia (heterogen) dengan mempelajari berbagai macam aspek ilmu.

Demikian juga dengan anggota naposobulung HKBP Yogyakarta. NHKBP memilki anggota yang sangat beragam yaitu adanya keberagaman jurusan keilmuan, universitas, wilayah asal, dan passion yang dimiliki setiap individu.

Pelayanan yang telah dilakukan oleh warga HKBP, secara khusus oleh Naposobulung HKBP telah dilakukan dengan sangat baik dan beragam. Kita bisa lihat dengan kontribusi yang cukup baik dalam pelayanan setiap minggunya di gereja. Baik itu pelayanan organisasi Naposobulung, Paduan Suara yang beragam dan pelayanan disetiap ibadah.


Potensi yang sangat besar
Potensi besar yang dimiliki oleh anggota Naposobulung masih belum teraplikasi dengan baik dalam kegiatan pelayanan di gereja. Hal ini dapat kita lihat belum adanya perhatian khusus dari anggota naposobulung dan gereja dalam kegiatan “belajar mengajar, transfer ilmu, diskusi, dan aplikasi ilmu” bagi sesama naposobulung mahasiswa.

Pelayanan naposobulung HKBP (secara umum) pada zaman dahulu yang telah dilakukan merupakan aplikasi yang maksimal mereka lakukan, hal ini dibatasi oleh rendahnya tingkat pendidikan pada saat itu. Hal ini sangatlah berbeda dengan kondisi naposobulung di wilayah Yogyakarta. Mereka memiliki tingkatan ilmu dan pendidikan yang cukup tinggi (S1, S2 dan S3). Untuk itu lah tentunya bentuk pelayanan yang lebih baik harusnya bisa dilakukan.

Profesionalisme setiap kalangan naposobulung dan tingkat analisis yang tinggi dimiliki oleh anggota menjadi potensi besar bagi gereja untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan membesarkan Gereja.

Bukankah Pelayanan yang sesungguhnya diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah pelayanan yang tulus memberi? Sudahkah kita melakukan itu dalam pelayanan kita? Seperti apakah kita melakukan kasih itu?

Gereja masih bisa menjadi wadah “belajar” anggota jemaat dengan menjadi forum diskusi yang baik bagi semua kalangan (latar belakang jurusan dan universitas), menjadi tempat saling berbagi ilmu dan motivasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran setiap jemaat.

Kita Naposobulung HKBP Yogyakarta, hadir di Yogyakarta untuk melaksanakan missi yang besar yaitu menjalankan misi tanggung jawab study pembelajaran yang diberi oleh orang tua masing-masing naposo dan pembentukan profesionalisme untuk meraih jenjang pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan anggota naposobulung dan secara tidak langsung juga meningkatkan kemandirian Gereja.


Kegiatan Rekomendasi Pelayanan

1.      PERPUSTAKAAN GEREJA
Kegiatan ini merupakan kegiatan gereja yang dulu pernah dijalankan (bukti fisik perpustakaan yang masih ada sampai sekarang namun tidak dikelola dengan baik). Kegiatan ini dapat menjadi sumber ilmu yang sangat baik dalam menunjang semangat membaca dan belajar dikalangan jemaat gereja. Skripsi, Thesis dan Disertasi yang telah diselesaikan oleh anggota jemaat dapat dikumpulkan dalam perpustakaan gereja sehingga perpustakaan dapat menjadi sumber inspirasi bagi jemaat HKBP Yogyakarta dan meningkatkan kemampuan anggota jemaat menjadi lebih baik.

Naposobulung (jemaat) juga dengan mudah mendapat akses dalam memperoleh data mengenai ajaran-ajaran gereja HKBP dan secara tidak langsung mempermudah tugas pemimpin jemaat dalam mengedukasi jemaat dalam bidang aturan dan peraturan gereja. Secara dini, gereja juga mengajarkan semangat baca bagi semua kalangan jemaat (anak-anak sekolah minggu) dengan membuka akses membaca kepada semua orang.

Perkembangan teknologi juga bisa diaplikasikan dalam kegiatan perpustakaan ini, dengan menggunakan fasilitas internet di gereja. Dengan target dapat menciptakan Perpustakaan Online dan membuat database e-book online yang menampilkan buku-buku koleksi gereja.

2.      KELOMPOK BELAJAR DAN DISKUSI
Bentuk kegiatan ini adalah membentuk kelompok belajar sesuai dengan jurusannya masing-masing, melakukan pertemuan rutin, dan melakukan diskusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dari masing-masing jurusan.

Gereja bisa menjadi wadah diskusi jurusan dari berbagai macam universitas di Yogyakarta, menjadi wadah sharing dan berbagi pengetahuan dari mahasiswa ke mahasiswa, alumni (pekerja) ke mahasiswa yang memiliki jurusan yang sama. Saling berbagi pengalaman dan saling tolong-menolong dalam mengerjakan (menyelesaikan) tugas, skripsi, thesis, dan disertasi setiap anggota. Transfer ilmu dapat terjadi antar tiap angkatan, menjadikan setiap angkatan saling membutuhkan dan saling melengkapi dalam study nya.

Membentuk forum diskusi dalam membahas permasalahan multi-dimensi yang sedang ramai dibicarakan. Diharapkan forum ini bisa menjadi tempat untuk transfer ilmu dari bebagai kalangan jurusan dan membentuk opini publik yang baik dan terstruktur.

3.      PROJECT KEILMUAN (APLIKASI BAGI PERKEMBANGAN GEREJA)
Anggota naposobulung yang telah dihimpun dalam forum diskusi dapat melakukan suatu project yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan jemaat, kemandirian gereja dan menunjang stabilitas organisasi gereja dengan mengaplikasikan gabungan dari masing-masing keilmuan yang telah pelajari. Dengan kata lain, gereja memiliki tenaga-tenaga professional yang dapat menjadi staff ahli dibidangnya untuk membesarkan gereja (dengan bimbingan penuh dari anggota jemaat yang telah bekerja dan memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam pekerjaannya). Contohnya : pengolahan database gereja (Teknik), kajian hukum gereja HKBP dan sosialisasi RPP (Hukum), konseling percintaan dan pendidikan (Psikologi), pengobatan gratis dan sosialisasi penyakit (Kedokteran), bedah buku (Sastra) dll.

Gereja bisa menjadi tempat belajar bagi mahasiswa dalam menghadapi pekerjaan secara professional. Gereja dapat menjadi wadah yang baik dalam membentuk karakter “semangat kerja yang melayani” sehingga setelah menyelesaikan perkuliahan di kota Yogyakarta ini, anggota naposobulung sudah siap menyongsong dunia pekerjaan.

4.      PEDULI MAHASISWA (BEASISWA BAGI NAPOSOBULUNG)
Anggota Naposobulung HKBP Yogyakarta merupakan mahasiswa yang berasal dari berbagai macam kalangan, dan sangat besar kemungkinan naposobulung berasal dari latar belakang ekonomi menengah kebawah. Salah satu bentuk pelayanan yang dapat dilakukan dalam mengatasi problem klasik yang dialami setiap mahasiswa (kesulitan biaya dikarenakan kesulitan ekonomi keluarga dan tingginya biaya kuliah). Ajaran Yesus Kristus yang kita pelajari yaitu melakukan “kasih”, dapat kita terapkan dalam kegiatan ini. Harapan dari kegiatan ini adalah, kita dapat menjadi solusi dan motivasi bagi mahasiswa yang memiliki potensi dan prestasi yang baik. Jemaat yang telah bekerja dan alumni dapat dilibatkan dalam pelayanan ini.


Penutup
HKBP Yogyakarta yang sangat unik dan berbeda dalam sudut pandang edukasi dibandingkan gereja-gereja HKBP lainnya didunia menjadikan gereja ini memiliki kelebihan dari yang lain. Kita perlu melakukan kajian yang meningkatkan kemampuan gereja kita dengan memunculkan potensi-potensi dan mengaplikasikannya kedalam pelayanan kita.

Pelayanan-pelayanan yang berdampak positif bagi jemaat harus kita lakukan secara bertahap dan sederhana (mudah dilakukan) dengan menekan kebutuhan secara materi, namun menghasilkan output yang cukup baik. Hal itu bisa terjadi bila kita melakukannya dengan tulus dan hati yang bersih, semata-mata hanya untuk memuliakan nama Tuhan saja.

Gereja merupakan rumah bagi kita anak-anak Tuhan. Mari kita saling membantu, memberi, menolong, dan menjadi motivasi bagi semua jemaat. Dengan kegiatan ini semua, kita berharap gereja selalu bisa menjadi central kehidupan, menjadi sumber ilmu dan pendidikan, menjadi sumber penghidupan dan sumber kepedulian. Perlu di ingat, bahwa pelayanan masyarakat adat batak jaman dahulu telah melakukan ini semua dan berhasil meningkatkan taraf hidup suku batak.

Mari kita kembali ke akar kita, ke awal ajaran Tuhan Yesus yang telah Op Ephorus pertama kita “Ludwig Ingwer Nommensen” lakukan dalam pelayanannya kepada kita orang batak.

Kiranya semua yang telah kita pikirkan dan lakukan, menjadi pujian yang indah bagi nama Tuhan dan Gereja HKBP bisa semakin besar dan jaya. Amin.



Ditulis oleh:  Daniel Blesson Deo Silitonga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar